Tajuk.co, GAZA — Sebanyak 53 staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilaporkan meninggal dunia di Jalur Gaza akibat konflik antara militan Hamas dan Israel.
Sebelumnya, 14 orang juga dilaporkan tewas dalam 24 jam terakhir, menurut laporan dari Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat (27/10).
“Hampir 640 ribu dari 1,4 juta pengungsi di Gaza mencari perlindungan di 150 fasilitas UNRWA di seluruh Jalur Gaza,” seperti yang dikutip dari CNN.
Selama tiga pekan berlangsungnya perang antara Israel dan militan Palestina Hamas, korban tewas telah mencapai 7.028 jiwa, dengan 66 persennya adalah anak-anak.
Perang antara pasukan Israel dan militan Palestina Hamas telah berlangsung sejak 7 Oktober. Konflik ini semakin memburuk, terutama setelah Tel Aviv meningkatkan intensitas pengeboman pada Jumat malam.
“Kami sedang menjalankan operasi darat di Gaza tengah sebagai persiapan untuk konfrontasi yang akan datang,” kata Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari. Serangan pertama akan difokuskan di Gaza Utara.
Saat ini, Jalur Gaza mengalami pemadaman listrik total yang dilakukan oleh Israel. Kantor media Hamas mengklaim bahwa Israel melakukan tindakan ini untuk memudahkan serangan dari udara, darat, dan laut, yang mengakibatkan banyak pihak kehilangan kontak dengan staf mereka di Jalur Gaza.
Sekjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Ghebreyesys, melaporkan bahwa mereka tidak dapat menghubungi tim WHO dan mitra kesehatan lainnya di Gaza saat ini.