Tajuk.co, JAKARTA — Calon Presiden potensial dari Koalisi Persatuan untuk Pembangunan, Anies Baswedan, telah menyatakan bahwa ia tidak terlalu memikirkan hasil survei yang saat ini beredar. Menurutnya, survei-survei tersebut tidak dapat dengan tepat mencerminkan hasil sebenarnya dari pemilihan presiden yang akan diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024.
“Saya telah ditanya mengenai survei bulan lalu, dua bulan lalu, bahkan satu bulan lalu. Setiap survei tersebut hanyalah gambaran situasi saat ini. Angka-angkanya bisa berubah-ubah. Namun, pemilihan presiden adalah momen yang sebenarnya pada tanggal 14 Februari,” ungkap Anies.
Anies juga berbagi pengalamannya saat Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017. Saat itu, tidak ada lembaga survei yang memprediksi posisinya sebagai kandidat nomor satu atau nomor dua. Semua hasil survei menempatkannya sebagai kandidat nomor tiga. Namun, hasil akhirnya membuktikan sebaliknya.
Menurut Anies, yang terpenting saat ini adalah bagaimana dirinya dan timnya dapat aktif dalam mencapai, berkomunikasi, dan bersilaturahim dengan seluruh lapisan masyarakat. “Saya yakin bahwa rakyat Indonesia mendambakan keadilan dan perubahan,” tegasnya.
Selama sebulan terakhir, nama Anies Baswedan memang tidak pernah menduduki peringkat tertinggi dalam hasil survei beberapa lembaga. Hasil survei dari Lembaga Indikator yang dilakukan pada periode 25 Agustus hingga 3 September 2023 di seluruh provinsi menunjukkan Ganjar dengan elektabilitas 37,4 persen, Prabowo 33 persen, dan Anies 21,5 persen.
Sementara itu, survei dari Litbang Kompas yang dilakukan dari 27 Juli hingga 7 Agustus 2023 menunjukkan bahwa di kalangan perempuan yang sudah menentukan pilihan, Ganjar memiliki elektabilitas sebesar 36,6 persen, Prabowo 30,5 persen, dan Anies 23,2 persen. Namun, sebanyak 9,7 persen responden enggan memberikan jawaban.
Untuk kategori pemilih perempuan yang masih dapat mengubah pikiran mereka, Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 31,9 persen, Ganjar 27,2 persen, dan Anies 17,3 persen.
