Tajuk.co, KENDAL – Kelangkaan solar bersubsidi kembali menjadi momok bagi nelayan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Sejak 23 Agustus 2025, nelayan di berbagai wilayah, mulai dari Tawang, Rowosari, Cepiring, Patebon, hingga pesisir timur seperti Bandengan, Karangsari, dan Kalibuntu, kesulitan mendapatkan bahan bakar. Akibatnya, mereka terpaksa tidak melaut selama berhari-hari.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Setya Arinugroho, menyoroti kondisi ini sebagai masalah serius yang mengancam ekonomi nelayan dan pasokan ikan. Menurutnya, kelangkaan ini secara langsung melumpuhkan roda perekonomian masyarakat pesisir.
“Kelangkaan solar ini jelas masalah serius yang harus segera ditangani, karena melumpuhkan perekonomian masyarakat,” kata Setya Arinugroho.
Tahun ini, kuota solar bersubsidi untuk nelayan Kendal hanya 8.699 kiloliter (KL). Jumlah ini jauh merosot dari kuota tahun lalu yang mencapai 11.000 KL. Situasi ini diperparah dengan realisasi penyerapan yang sudah mencapai 8.368 KL per 25 Agustus 2025. Artinya, sisa kuota hanya sekitar 300 KL, yang diperkirakan hanya cukup untuk kebutuhan nelayan selama 2-3 hari ke depan.
Menanggapi krisis ini, Setya Arinugroho mendorong Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah untuk mengambil langkah konkret dengan berkoordinasi bersama Pimpinan DPRD, Pemerintah Daerah, dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk mengupayakan penambahan kuota.
“Kelangkaan solar subsidi bukan hanya memukul sektor perikanan, tetapi juga mengancam ketahanan pangan dan ekonomi lokal. Untuk itu, kami mendesak Pemerintah Provinsi dan BPH Migas agar segera mengatasi situasi darurat ini dengan menambah kuota dan memperlancar distribusi,” jelas Setya.
Permohonan penambahan kuota sebenarnya sudah diajukan pada April 2025 dengan target dinaikkan menjadi 11.000 KL. Selain itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kendal juga memperkuat permohonan tersebut dengan menerbitkan nota dinas yang ditujukan kepada Bupati Kendal, yang berisi usulan penambahan alokasi solar sebanyak 4.000 KL. Usulan tersebut berdasarkan perhitungan kebutuhan tahunan nelayan yang mencapai 15.758 KL.
