Tajuk.co, JAKARTA — Katalis Muda Forum (KMF) menyatakan dukungan penuh terhadap agenda transformasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendorong Ibu Kota masuk dalam 50 kota global teratas dalam empat hingga lima tahun ke depan. KMF memandang bahwa keberhasilan agenda besar ini sangat bergantung pada penguatan ekosistem kepemudaan, kolaborasi multisektor, pendidikan, serta kapasitas komunitas di tingkat dasar seperti RT dan RW.
Ketua KMF, Hilmi Mulya Setiawan, menegaskan bahwa pemuda harus ditempatkan sebagai motor penggerak, pencetus gagasan, dan penggerak perubahan dalam proses transformasi Jakarta.
“Transformasi kota tidak akan berjalan tanpa energi pemudanya. Generasi muda Jakarta adalah sumber ide segar, inovasi, dan keberanian untuk mengambil langkah-langkah baru. Pemuda bukan hanya bagian dari perjalanan ini — merekalah yang menggerakkan arah perubahannya,” ujar Hilmi.
Ketua Bidang SDM KMF, Caesar Maldini, menekankan bahwa untuk mencapai status kota global, Jakarta harus memperkuat tata kelola di akar rumput, yaitu RT dan RW sebagai garda terdepan layanan publik.
“RT dan RW adalah simpul utama interaksi pemerintah dengan masyarakat. Modernisasi layanan, peningkatan kapasitas pengurus, dan digitalisasi administrasi harus menjadi prioritas agar transformasi kota benar-benar dirasakan oleh warga,” jelasnya.
Hilmi juga menekankan bahwa penguatan pendidikan, literasi digital, kreativitas, dan kepemimpinan pemuda adalah modal utama bagi kota besar untuk berkompetisi secara global.
“Kota global dibangun oleh SDM yang kompeten. Itu berarti memberi akses pendidikan yang berkualitas, ruang kreativitas, dan program pembinaan yang mendorong pemuda menjadi pemimpin masa depan,” tegasnya.
Dalam konteks kota global, Hilmi menilai bahwa Jakarta membutuhkan ekosistem kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, komunitas, akademisi, dunia usaha, dan organisasi pemuda.
“Setiap kota besar dunia bertumpu pada kolaborasi. Jakarta harus menjadi ruang pertemuan gagasan — tempat pemuda, profesional, dan pemerintah bekerja bersama menciptakan inovasi,” tambahnya.
KMF juga mengapresiasi langkah Pemprov dalam memperkuat transportasi publik, mempercepat digitalisasi layanan, dan menghadirkan ruang publik yang mendukung kreativitas dan pendidikan. Namun Hilmi menegaskan bahwa modernisasi tidak boleh memisahkan Jakarta dari identitasnya.
“Kota global bukan berarti kota tanpa akar. Budaya Betawi dan kekhasan Jakarta harus menjadi inspirasi dalam melangkah maju,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, KMF menyerukan kepada seluruh elemen pemuda, komunitas RT/RW, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan sektor swasta untuk bergerak bersama.
“Transformasi Jakarta adalah kerja bersama. Pemuda memiliki energi, imajinasi, dan keberanian untuk menggerakkan perubahan. KMF siap menjadi katalis, jembatan aspirasi, dan ruang kolaborasi menuju Jakarta yang inklusif, inovatif, dan kompetitif,” tutup Hilmi.












