Tajuk.co, JAKARTA — Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkit alasannya pernah mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden 2014 lalu adalah karena konsep gerakan revolusi mental. Namun, menurut Paloh konsep tersebut belum bisa memenuhi harapan.
Paloh mengatakan partainya pada 2014 lalu berani mendukung Jokowi karena sama-sama memiliki konsep dan gagasan mengenai gerakan perubahan. Selain itu, dia sepakat dengan konsep revolusi mental yang digagas Jokowi.
“Bahwasannya pikiran, gerakan perubahan yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstartir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan gerakan perubahan kita, senafas, sebangun, sejalan,” kata Paloh saat pidato dalam Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Gelora Bung karno, Jakarta, Minggu (16/7).
“Dan Itulah kenapa ketika pada tahun 2014 pemilu dengan seluruh kekuatan dan energi yang kita miliki, kita dukung yang namanya Jokowi kala itu sebagai presiden di negeri ini,” lanjutnya.
Paloh mengatakan saat itu NasDem totalitas memberi dukungan kepada Jokowi agar bisa memimpin Indonesia. Pasalnya, ia berkeyakinan Jokowi memiliki gagasan dan pemikiran yang sama dengan NasDem.
Menurut Paloh dengan mendukung Jokowi menjadi presiden, NasDem berharap ada kemajuan dalam berbangsa dan bernegara. Namun, ia mengatakan harapan soal revolusi mental tersebut belum bisa menjadi kenyataan.
“Karena kita punya keyakinan, dengan konsepsi, gagasan dan pemikiran yang sama Dengan apa yang kita miliki. Logika kita menyatakan kita yakin progres perjalanan kemajuan berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apa yang kita harapkan. Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan,” papar dia.
NasDem merupakan salah satu partai yang setia mendukung Jokowi sejak Pemilu 2014. Mereka juga jadi salah satu bagian koalisi saat kembali mengusung Jokowi pada 2019 lalu.
Namun, hubungan NasDem dan Jokowi merenggang usai partai besutan Surya Paloh itu mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. Hal ini juga diakui langsung oleh Paloh beberapa waktu lalu.
“Iya. Itu fakta. Ndak bisa ditutupi,” kata Paloh beberapa waktu lalu.